Bina Rohani dan Mental; Polres Bersama PCNU Bengkalis Laksanakan Kajian Rutin Kitab Kuning Karya Ulama Nusantara

oleh -288.090 views

BENGKALIS | METROTEMPO –Dalam rangka pembinaan rohani dan mental, Polres Bengkalis bersama PCNU Kabupaten Bengkalis menyelenggarakan kajian rutin kitab kuning yang dimulai pada hari ini, kamis (18/02/2021). Kegiatan dilaksanakan di musholla al-Falah yang berada di lingkungan polres Bengkalis.

Diawali dengan membaca Surat Yasin serta doa bersama yang dimulai pada pukul 07.30 wib sebelum akhirnya bersama-sama mengkaji kutab kuning. Untuk pertemuan pertama ini, kitab yang dipelajari adalah I’anat at-Thalibin. Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan, S.IK., MT, KH. Masdarudin, M.Ag selaku ketua PCNU Kabupaten Bengkalis, ust. Ghufronudin, dan ISNU Bengkalis yang diwakili oleh Slamet Mulyani, M.Pd.

Dalam kesempatan ini, ust Ghufronudin menjelaskan bab sholat yang diuraikan detail dari kitab I’anat at-Thalibin. Mulai dari pengertian sholat baik secara bahasa maupun istilah syara’ dan juga berbagai kisab terkait sejarah sholat itu sendiri.

Kegiatan pembinaan rohani dan mental melalui kajian kitab kuning di Polres Bengkalis dijadwalkan seminggu sekali setiap hari kamis. Kitab-kitab yang akan dikaji berikutnya secara terjadwal adalah Nur al-Dzolam, Tafsir al-Munir, Nashoih al-‘Ibad, dan kitab Tausyikh ala Ibn Qasim yang semuanya merupakan karya Imam Nawawi al-Bantani.

Beliau juga adalah satu diantara Ulama Nusantara yang sangat produktif dan memiliki banyak karya monumental yang masyhur dan terus dikaji di seluruh penjuru dunia sampai saat ini.

Peserta yang seluruhnya adalah Polisi sangat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan seluruh rangkaian kegiatan hingga akhir. Sebelum ditutup, MC juga membuka sesi tanya jawab. Kegiatan diskusi berjalan sangat aktif dengan beberapa pertanyaan dari para peserta yang kemudian dijawab dan dijelaskan oleh ust. Ghufranuddin dan KH. Masdarudin, M.Ag. Dalam konteks sholat, menghadap kiblat adalah perintah langsung dari Allah. Sehingga yang inti pembahasan sebenarnya bukan mengahadap ke kibat-nya melainkan melaksanakan perintah Allah. Itulah konsep ibadah, yaitu imtisal al-awamir wa ijtinab al-nawahi (melaksanakan apa yang diperintah dan menjauhi segala yang dilarang), terang ust. Ghufronudin menjelaskan jawaban dari pertanyaan peserta.

Dalam kesempatan yang sama, KH. Masdarudin, MAg juga turut meberikan penjelasan lebih lanjut. Perintah Allah kepada manusia itu ada yang bersifat ta’abbudi dan ada pula yang ta’aqquli. Perintah melaksanakan sholat yang dalam al-Qur’an dijelaskan dengan aqimu as-sholat merupakan perintah yang bersifat ta’abbudi, dimana kita sebagai mukmin wajib menaati dan tanpa perlu memikirkannya secara logika. Sebagai contoh, kenapa sholat subuh hanya dua raka’at?, nah di sinilah pentingnya iman, sebab itu nabi mengatakan shollu kama roaitumuni usholli. Sedangkan dalam konteks perintah yang ta’aqquli, maka kita diberi ruang untuk berpikir dan berijtihad.

Sebelum kegiatan berakhir, KH. Masdaruddin, M.Ag juga memberikan penjelasan singkat tentang 4 madzhab sesuai pertanyaan peserta juga. Jika kita telusuri lebih dalam, madzhab yang ada sebenarnya memiliki hubungan yang sangat kuat. Kita tahu bahwa Imam Ahmad bin Hanbal (Madzhab Hanbali) adalah murid dari Imam Syafi’i (Madzhab Syafi’i), dan Imam Syafi’i sendiri adalah murid dari Imam Malik (Madzhab Maliki), bahkan beliau juga merupakan murid dari Imam Muhammad Hasan asy-Syaibani, ulama dan murid Imam Hanafi (Madzha Hanafi). Dengan demikian, kita dapat mengambil pelajaran bahwa hubungan guru-murid yang sangat kuat saja dapat melahirkan perbedaan, apalagi kita dengan orang lain. Hal ini juga dapat kita jadikan pelajaran untuk saling menghargai perbedaan dan menjadikannya sebagai kekayaan khazanah intelektual. Karena berbeda adalah keniscayaan, dan perbedaan para ulama adalah berkah bagi semua.[ Rls/Z]

No More Posts Available.

No more pages to load.