Pembelajaran Pondok Pesantren Dimulai, Ini Pesan Bupati Alfedri

oleh -470.090 views

SIAK | METROTEMPO Pondok pesantren telah hadir sejak tahun 1742, yang tentunya jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Peranan pesantren saat itu bukan hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan, namun juga sebagai basis perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan.

DNA perjuangan inilah diharapkan terus terpatri, agar santri mampu menjadi garda terdepan dalam pendisiplinan pola interaksi baru (menjaga jarak, memakai masker) dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan di masa kelaziman baru.

IKLAN

Dalam konteks kepesantrenan yang erat dengan kehidupan religius, sering muncul kesan takdir Tuhan Yang Kuasa di atas segalanya, menjadikan diskursus medis belum begitu hegemonik di kalangan santri. Hal ini menjadikan edukasi tatanan kelaziman baru menjadi semakin berat. Dalam tataran ini, peran Pemerintah Daerah tentunya sangat dibutuhkan.

Sejalan dengan hal tersebut, hari Sabtu (1/8/2020) malam, di Pendopo Utama Pondok Pesantren Madratul Qur’an Kecamatan Sabak Auh, Bupati Siak Drs.H.Alfedri,M.Si membuka secara langsung kegiatan pembelajaran sekaligus memberikan edukasi penerapan disiplin protokol kesehatan bagi santri dan segenap pengasuh Pondok Pesantren Madratul Qur’an, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19,  memasuki tatanan kelaziman baru.

Mengawali arahannya, Bupati Siak menyampaikan keputusan membuka kembali kegiatan pembelajaran bagi pondok pesantren merupakan keputusan bersama antara pemerintah daerah, Kementerian Agama dan para ulama, berdasarkan masukan dari wali santri.

“Hari ini kita bersama, meresmikan pembukaan kegiatan pembelajaran Pondok Pesantren Madratul Qur’an. Setelah beberapa waktu dihentikan disebabkan pandemi covid-19. Pembukaan kegiatan pembelajaran ini merupakan keputusan bersama antara Pemerintan Kabupaten Siak dan Kementerian Agama Kabupaten Siak, serta Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Siak, berdasarkan masukan dari wali santri di berbagai kecamatan, ditambah dukungan dari tokoh masyarakat dan Ulama kita,” jelasnya.

Alfedri juga menyampaikan harapan agar pelaksanaan disiplin ibadah dan disiplin protokol kesehatan dilaksanakan serentak oleh segenap santri. Sebab dirinya tidak ingin adanya generasi hilang karena Covid-19.

“Kita semua pasti tidak  ingin ada lost generation, atau generasi hilang karena Covid-19, jangan sampai itu terjadi dalam klaster pondok pesantren. Untuk itu, mari berupaya bersama-sama mendisiplinkan diri dalam ibadah dan mentaati protokol kesehatan dilaksanakan serentak dan beriringan, agar santri tetap bisa belajar dan aman Covid-19,” tegasnya.

Bupati Alfedri menekankan betapa pentingnya menjaga generasi islami untuk tetap terus dapat belajar mendalami agama sebagai bekal hidup, terutama dalam menghadapi wabah.

“Menjaga generasi penerus terutama santri, bagi kita sangat penting. Sebab santri kelak akan menjadi generasi islami yang kokoh dalam menghadapi tantangan kehidupan.  Saya juga berharap santri Madratul Qur’an ini menjadi generasi islami yang unggul dan menjadi contoh dalam menerapkan protokol kesehatan dalam bentuk menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Hanya dengan cara tersebut, kita akan mampu memutus mata rantai penyebaran covid-19. Inilah peran santri dalam tatanan kelaziman baru sekarang ini,” tutup Bupati Siak.

Sebelumnya, KH. Ahmad Syaifuddin, pengasuh Ponpes Madratul Qur’an menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan aturan protokol kesehatan secara ketat dalam setiaap kegiatan pembelajaran.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bupati yang telah mengizinkan dan mendukung pelaksanaan pembelajaran di Ponpes Madratul Qur’an ini di lanjutkan. Kami berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan ketat di setiap aktifitas kegiatan santri. Sebab kami juga tidak ingin menjadi klaster baru penyebaran covid-19,” ungkapnya.

Dikesempatan terpisah, Ichsan, seorang santri dalam kesempatan wawancara menyampaikan perubahan positif sebelum dan sesudah penerapan protokol kesehatan di Madratul Qur’an.

“Dulu kami ramai-ramai saat olahraga kadang berdebu, sering pilek dan batuk. Sekarang pak Kiai menyuruh kami pakai masker setiap saat, pas olahraga atau saat nyapu banyak debu, tak batuk lagi,” ucapnya polos.

Terlepas ada tidaknya covid-19, nyatanya, protokol kesehatan sangat penting penerapannya di dunia pendidikan guna mencetak generasi sehat dan disiplin.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Siak Muharom, Camat Sabak Auh Tengku Mukhtasar, Camat Sungai Apit Wahyudi, Wakil Ketua MUI Kabupaten Siak Husni Merza, Anggota DPRD Fraksi PKB. Mukhtarom, dan para Alim Ulama, Kiai, serta tokoh masyarakat, dan masyarakat Kecamatan Sabak Auh. [Abb/rls]

No More Posts Available.

No more pages to load.